Friday, June 20, 2014

Book Review : Pre Wedding Rush by Okke Sepatumerah - ' Tapi terkadang ada kenangan-kenangan indah yang membuat seseorang enggan melangkah menuju masa depan '


Judul : Pre Wedding Rush
Penulis : Okke 'Sepatumerah'
Penerbit : Stiletto Book
Tahun Terbit : Cetakan 1, Desember 2013
Tebal Buku : 204 halaman
ISBN : 978-602-7572-21-8
Harga Buku : Rp. 44.000,- ( Toko Buku Gramedia Mall Panakkukang-Makassar )

* * *


"Lo ... nggak rela gue nikah dengan Dewo?" Aku memberanikan diri untuk menembaknya.


"Apa masih penting, Nin? Gue rasa enggak, udah nggak penting," Lanang sama sekali tidak menatapku.
"Penting, Nyet. Penting buat gue." Suaraku terdengar parau, "Lo nggak rela gue menikah?"
"Sudahlah, Nin. Lupakan. Gue ngaco aja tadi,"
"Lanang. Please jawab. Lo nggak rela?" Suaraku melirih.
"Nggak!" Ia menatap manik mataku,"Puas lo?"

Lifes goes on. Tapi terkadang ada kenangan-kenangan indah yang membuat seseorang enggan melangkah menuju masa depan. Itulah yang terjadi dengan Menina. Hubungannya dengan Lanang, sang mantan pacar, begitu membekas di hatinya, bahkan sampai ia dilamar oleh pria lain yang lebih mencintainya.

Ketidakmampuannya melupakan masa lalu membuat Menina secara impulsif memutuskan melakukan perjalanan terakhir bersama Lanang ke Yogyakarta. Siapa yang bisa meramalkan apa yang akan terjadi? Saat Menina dan Lanang berada di Yogyakarta, terjadilah gempa bumi 5.9 SR yang memakan banyak korban.

Menina menyaksikan begitu banyak hal yang membuatnya kembali berpikir tentang hubungannya bersama Lanang dan juga calon suaminya. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua?

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Masa-masa menjelang hari pernikahan memang selalu menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang khususnya bagi kaum hawa. Harus ada ketetapan hati yang mantap sebelum memutuskan untuk melangkah ke fase kehidupan yang satu ini.
Inilah yang disuguhkan oleh Mbak Okke dalam novelnya Pre Wedding Rush. Ini tentang kehidupan sebelum pernikahan. Ini tentang Menina dengan pre wedding-nya dan ... masa lalunya.
"Tapi terkadang ada kenangan-kenangan indah yang membuat seseorang enggan melangkah menuju masa depan." 
Tidak bisa dipungkiri ketika masa lalu dengan seseorang begitu membekas di hati, aku... kalian... dan juga Menina  pasti akan memiliki keraguan untuk menjalani hidup dengan orang lain di masa depan. Meskipun kita sadari, kita menjalaninya dengan orang yang lebih baik.
Kehidupan pre wedding Menina harus terhambat karena alasan masa lalu. Lanang ... laki-laki yang menjadi kenangan terindahnya membuatnya berada dalam keraguan sangat besar untuk menjalani hidup dengan Dewo pacarnya.

* * *

Ditulis dengan alur maju-mundur, Mbak Okke mengawali Pre Wedding Rush dengan kisah Menina yang bertemu dengan Lanang di sebuah toko kue pada pertengahan tahun 2013.

Pada bab selanjutnya penulis kemudian membawa pembaca melihat kembali masa lalu Menina yang terjadi di tahun 2006 ... saat dimana Menina mendapatkan double surprise di hari ulang tahunnya. Dewo, laki-laki yang sudah ia pacari selama kurang lebih 10 bulan dan sangat mencintainya ... melamarnya!

"Menina?"
"Y-ya?" Aku mengembalikan pandangan pada Dewo.
Oh shit. Wajah menunggu itu benar-benar membuatku merasa terintimidasi.
Sialan. Sialan. Sialan!
"Will you marry me?" ulang Dewo.
Aku mengembuskan napas berkali-kali. Menikahi Dewo?
"Nin? Maukah kau menikahiku?"
"Iya, Wo," jawabku tergagap-gagap sambil mengangguk-angguk.

Surprise yang begitu mengagetkannya, membuatnya ingin bercerita dengan seseorang. That's him. Lanang. Namanya yang berada paling atas di inbox Menina membuatnya sebagai yang terpilih untuk diajak bercerita. Menina mengirimkan email ke Lanang.
"Aku terdiam. Tadinya tidak terpikir sama sekali untuk melakukan perjalanan berbelas jam Bandung-Surabaya dengan kereta api; terlalu melelahkan. Tapi karena Lanang yang mengajak, tiba-tiba ide ini menggodaku."
Berawal dari cerita via email itu, Menina kemudian menerima tawaran Lanang untuk melakukan perjalanan 'gila-gilaan' terakhir sebelum menikah.

* * *
Novel ini ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana sosok 'Aku' diperankan oleh Menina. Itulah sebabnya keseluruhan novel ini lebih menampilkan konflik batin dari Menina.
Ditengah ke-grogiannya yang akan bertemu Lanang setelah sekian lama, Menina juga menyimpan keraguan dalam dirinya. Sejuta pertanyaan tentang pernikahan dan tentu tentang perasaannya terhadap Lanang dan Dewo.

"Emang nikah wajib ya, nes?" tanyaku tak berujung pangkal. (hal.48)

"....Apa karena semua orang punya jalan hidup: lahir, remaja, dewasa, nikah, punya anak, menua, punya cucu, mati, kita juga harus gitu?" tanyaku. (hal.50)

....dan aku pun menjadi semakin senewen dengan rencana pernikahanku. Jalanin aja? Mengalir? Seumur hidup? Apakah iya aku bakal baik-baik saja? (hal.52)
* * *
Satu dari beberapa alasan mengapa aku menyukai momen saat Menina bersama Lanang
Sementara pertanyaan keraguan itu masih menjadi misteri, perjalanannya dengan Lanang akhirnya tiba. Perjalanan 'gila-gilaan' itu memang gila! Di momen itu, begitu menampilkan sosok Menina dan Lanang, benar-benar ... adalah 'Rock n' Roll couple' (mengingatkanku dengan Radit dan Jani) :D. Kegilaan, kebebasan, kekocakan, Rock n' Roll life-style menjadi cover mereka berdua. Meskipun dari awal sudah tergambar dari cara mereka ketika berkomunikasi. Bersama Lanang, Menina adalah sosok yang berbeda tapi menjadi dirinya sendiri.
"Keberadaan Lanang membuat perjalanan panjang tidak terasa menyebalkan. Memang benar jika melakukan perjalanan, tidak terlalu penting tujuannya, tidak pula terlalu penting menggunakan apa dan tinggal dimana, selama kita bersama dengan rekan perjalanan yang menyenangkan, semuanya akan sempurna"
* * * 

Seperti yang dikatakan Menina entah mengapa ia mau menerima ajakan Lanang untuk tinggal sehari di Yogyakarta padahal ia seharusnya melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Tempat yang menjadi tujuan sebenarnya. But, here they are. A crazy Rock N' Roll Couple. Menina said ... 
"Jangan ditanya berapa banyak perjalanan mendadak yang pernah kami lakukan. Jangan ditanya juga berapa banyak perubahan rencana perjalanan tiba-tiba.... Dia gila. Tapi hidupku jadi seru karenanya. Aku bersyukur pernah dekat dengannya sehingga aku menikmati masa mudaku sepenuhnya."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Lanang memang selalu susah ditolak. Aku kesal. Ia benar-benar dianugerahi kemampuan untuk membujuk seseorang supaya melakukan apa yang ia mau. Bersamanya selalu berhasil membuat aku menjadi perempuan yang tidak punya pendirian." Berkali-kali harus merasakan bahagia karena Lanang, berkali-kali pula Menina diterpa oleh rasa bersalah karena Dewo. Ia harus tinggal lagi

Surprise yang lebih dari sekedar gempa 5.9 SR
Gempa dengan skala 5.9 SR. Ini menjadi sebuah kejutan yang disajikan dalam novel tersebut yang sudah di di ungkapkan pada blurb. Gempa itu membuat Menina harus terjebak untuk kesekian kalinya di Yogyakarta dan juga membuat dirinya sendiri untuk tinggal sebagai relawan bagi para korban. Keputusannya membuat dirinya berada dalam pertengkaran yang hebat dengan Dewo, bahkan membencinya.
Tapi siapa sangka, karena gempa itu pula Menina diperhadapkan dengan kejutan yang lebih gila (juga saya pribadi :D ).
Bagaimana akhir kisah Menina, Lanang dan Dewo? Apa kejutan 'gila' itu yang membuat Menina kaget setengah mati?
Baca kisah selengkapnya di Pre Wedding Rush.

 

Harus saya akui Pre Wedding Rush menambah deretan novel-novel yang membuat saya susah move on dari ceritanya. Salah satu alasan yang membuat saya jatuh cinta pada novel ini karena kisah Menina yang nyaris mirip dengan kisahku. Membaca novel ini membuat saya seakan membaca kisah saya sendiri.
Desain fisik yang bagus, kisah yang menarik serta gaya bahasa yang ringan membuat saya sangat menikmati novel tersebut. Saya sangat suka dengan cara penulis menggambarkan karakter masing-masing tokoh. Begitu kuat. Begitu apik. Itu pula yang membuat saya sangat mendalami novel ini dan juga karakter tokoh-tokohnya. Just info, bahkan karakter masing-masing tokoh pun nyaris sama dengan orang-orang yang berperan dalam kisahku :)

Kisah gempa yang disuguhkan oleh penulis semakin menambah nilai plus bagi novel ini. Tragedi ini jelas membawa kita kembali pada tragedi gempa di Yogyakarta 2006 lalu. Rentetan peristiwa dan emosi yang terkuak di dalamnya disajikan begitu apik oleh Mbak Okke. Salut.
Satu hal yang membanggakan, dengan tragedi gempa yang disajikan ... novel ini mempunyai nilai-nilai sosial yang bisa dipetik oleh setiap pembaca.

Selain itu, saya kurang setuju dengan adanya daftar isi karena ketika membaca sebuah karya fiksi, seorang pembaca tidak mungkin membacanya secara acak. Tapi saya percaya ada alasan tersendiri yang mendukung pengadaan daftar isi tersebut. :)
Dari segi penulisan, saya hanya mempunyai beberapa catatan adanya typo di beberapa halaman; halaman 90 dan halaman 114. Ada beberapa kata atau kalimat yang ditulis dengan font size lebih kecil atau mungkin font type yang berbeda padahal tidak seharusnya ditulis seperti itu karena tidak ada alasan untuk membedakannya dengan tulisan yang lain. :)

But over all, I love all about this novel. Novel ini tidak hanya memberikan senyuman bagi pembacanya tapi juga memberikan makna dan pesan tersendiri. This book is very recommended. Khususnya untuk teman-teman yang masih bergelut dengan kisah masa lalunya.
Thanks to Mbak Okke 'Sepatumerah'. Thanks to Stiletto Book

Another Memorable Quotes :
  • ....Kayak orang-orang kebanyakan. Kalau ada yang mendadak menikah langsung nuduh hamil. Terus ngomongin sama ibu-ibu satu RT pas arisan. Tipikal masyarakat yang banyak dicecokin infotainment. (hal.38)
  • Seperti yang kubilang, ketika bersama dengan orang yang satu frekuensi dengan kita, tempat menjadi tidak penting lagi. Kebersamaan membuat segalanya terlupa, termasuk waktu. (hal.65)
  • Kita sering nggak menganggap orang-orag terdekat sebagai anugerah. Seberapa sering kita nggak memedulikan mereka? Kita anggap memang seharusnya mereka ada di sana. We take them for granted. Orang-orang tersebut baru akan terasa istimewa setelah kita kehilangan mereka. (hal.151)
  • Tapi hidup itu pilihan. Setiap pilihan itu akan selalu diikuti oleh risiko yang harus aku hadapi karena pilihan-pilihanku sebelumnya. Dan aku selalu bisa memilih lagi, untuk memperbaiki kesalahan akibat pilihan sebelumnya-atau bisa juga memperkeruh kondisi. (hal.176)
  • Masa lalu adalah masa lalu, sesekali melihat mungkin perlu, tapi tidak perlu mencoba untuk mengulang lagi apa yang pernah terjadi. Karena waktu terus berjalan, membangun banyak cerita, mengubah seseorang, mengubah keadaan. Tidak akan mungkin ketika kita mencoba untuk mengulang semuanyaakan menjadi sama seperti dulu. (hal.188-189)
  • Karena menikah berarti lo harus berhenti untuk hidup seenaknya; soalnya lo sudah membawa orang masuk dalam kehidupan lo. (hal.196)

Rate :  

Tulisan ini diikutsertakan pada Pre Wedding Rush Review Contest

www.FlashyShop.com

No comments:

Post a Comment

You might also like :

LinkWithin